KEBUDAYAAN
TARIAN REOG PONOROGO
DISUSUN
OLEH :
Prasastia
Aryani Saliha
(15115364)
1KA08
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
2015/2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata
kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Dalam arti
luas,kebudayaan merupakan sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
itu bersifat abstrak.
Saat
ini,Indonesia terdiri dari 35 Provinsi. Ponorogo adalah Kabupaten Ponorogo
adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini terletak di
koordinat 111° 17’ - 111° 52’ BT dan 7° 49’ - 8° 20’ LS dengan ketinggian antara 92 sampai
dengan 2.563 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78
km²]. Kabupaten ini terletak di sebelah
barat dari provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah atau lebih tepatnya 200 km arah
barat daya dari ibu kota provinsi Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2010
berdasarkan hasil Sensus
Penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo adalah 855.281 jiwa.
Hari
jadi Kabupaten Ponorogo diperingati setiap tanggal 11 Agustus, karena pada tanggal 11 Agustus 1496,
Bathara Katong
diwisuda/dinobatkan sebagai adipati pertama Kadipaten Ponorogo. Pada tahun 1837,
Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi
Kabupaten Ponorogo. Semenjak tahun 1944
hingga sekarang Kabupaten Ponorogo sudah berganti kepemimpinan sebanyak 16
kali.
Kebudayaan
memiliki banyak jenis dan rupanya. Di Indonesia sendiri,terdapat banyak
kebudayaan yang tersebar di berbagai daerah. Sebagai contoh kesenian lompat
batu di Nias,kesenian batik,pertunjukkan wayang orang,dll. Namun,pada
kesempatan kali ini,saya akan membahas tentang kebudayaan tarian reog Ponorogo
yang terletak di Jawa Timur
B. Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui lebih dalam dan
melestarikan budaya yang ada di daerah
Ponorogo,Jawa Timur khususnya budaya tarian Reog Ponorogo serta ikut melindungi
budaya tarian Ponorogo,Jawa Timur dari pengakuan Negara lain terhadap
kebudayaan tersebut.
C. Manfaat
Pada
makalah ini,kita dapat mengetahui lebih dalam tentang budaya tarian
Ponorogo,Jawa Timur
BAB II
ISI
A.
Tarian
Reog Ponorogo
Reog
merupakan sebuah tarian yang berasal dari kota Ponorogo,Jawa Timur. Tarian ini
biasa dipentaskan saat acara pernikahan, khitanan, hari-hari besar nasional,
dan juga festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah setempat. Festival yang
diadakan oleh pemerintah tersebut terdiri dari Festival Reog Mini Nasinonal,
Festival Reog Nasional dan juga pertunjukan pada bulan purnama yang bertempat
di alun-alun ponorogo. Sedangkan Festival Reog Nasional itu selalu diadakan
saat akan memasuki bulan Maharam atau yang sering dalam tradisi Jawa itu biasa
di sebut dengan bulan Suro. Pementasan reog ponorogo merupakan rangkaian dari
acara Grebeg Suro atau juga dalam rangka ulang tahun kota Ponorogo. Budaya dan
seni ini sering dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis, oleh karenanya tak
jarang sering dihubungkan dengan dunia kekuatan spiritual bahkan dunia hitam.
B. Sejarah tarian Reog Ponorogo
Terdapat
5 versi cerita tentang sejarah tarian ini,namun ada 1 cerita yang paling
popular dikalangan masyarakat yaitu cerita
tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi
kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit
terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan
pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit
yang berasal dari Tiongkok, selain itu juga murka kepada rajanya dalam
pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang
raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada
anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa
anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit
kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan
maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog,
yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi
dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan
masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam
pertunjukkan,reog ditampilkan dengan topeng berbentuk kepala singa sebagai
"Singa
barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan
diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang
menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala
gerak-geriknya. Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre
Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan
oleh warok dengan
cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun
murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun
begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena
sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya
memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat
Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan
Kediri dan
Kerajaan Ponorogo,
dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan
"kerasukan" saat mementaskan tariannya
C. Tokoh tarian Reog
i.
Jathil
Tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda
yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana
antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan
kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget
sang penari.
Awalnya,jathilan
diperankan oleh laki-laki yang halus,berparas ganteng atau mirip dengan wanita
cantik yang gerak tarinya lebih feminim. Hanya saja pada tahun 1980-an, penari
jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri
kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada
halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih
berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik
ii.
Warok
Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang
yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.
Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya,
seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada
orang lain tentang hidup yang baik
iii.
Barongan ( Dadak Merak)
Peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog
Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan),
terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong.
Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu
merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan
menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain
beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat
menuliskan identitas group reog.Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter,
dan beratnya hampir 50 kilogram.
iv.
Klono Sewandono
Seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka
andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman
kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa
pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan
sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa.
v.
Bujang Ganong ( Ganongan)
Salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai
keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di
tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak-anak. Bujang Ganong menggambarkan
sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan
sakti.
D. Musik pengiring tarian
Musik
yang mengiringi tarian ini terbagi 2 kelompok,yaitu kelompok penyanyi dan
kelompok instrument. Untuk kelompok instrument sendiri,terdiri dari 9
orang,yaitu…
·
2 orang penabuh gendang
·
1 orang penabuh ketipung atu gendang
terusan.
·
2 orang peniup slompret
·
2 orang penabuh kenong
·
1 orang penabuh gong
·
2 orang pemain angklung
Salah
satu ciri khas dari tabuhan reog adalah bentuk perpaduan irama yang berlainan
antara kethuk kenong dan gong yang berirama selendro dengan bunyi slompret yang
berirama pelog sehingga menghasilkan irama yang terkesan magis.
BAB III
REFERENSI
http://jimmyprianto.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-kebudayaan.html
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ponorogo
https://id.wikipedia.org/wiki/Reog_%28Ponorogo%29
http://herjunochondro.blogspot.co.id/2010/09/makalah-apresiasi-seni-daerah-reog.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar